
Bangka Tengah – Nama ABS, warga Desa Lubuk Pabrik, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, kembali menjadi sorotan setelah diduga memiliki peran penting dalam jaringan mafia timah ilegal. Isu ini semakin mengemuka seiring dengan sulitnya aparat penegak hukum (APH) menindak aktivitasnya, yang memunculkan spekulasi bahwa ABS mendapat perlindungan dari oknum tertentu.
Berdasarkan hasil investigasi Tim Journal, ABS memiliki jaringan kuat yang mengendalikan peredaran pasir timah ilegal. Ia disebut-sebut memiliki banyak anak buah yang bertugas membeli pasir timah dari penambang ilegal. Jaringannya begitu luas sehingga upaya pemberantasan tambang ilegal di wilayah tersebut kerap menemui kendala. Bahkan, keterlibatan kelompok tertentu yang mengatasnamakan warga dalam menghalangi pihak luar yang mencoba mengungkap praktik ilegal ini semakin memperumit situasi.
Wartawan & Aktivis Jadi Sasaran Kekerasan
Situasi di Kecamatan Lubuk Besar, terutama di daerah basis ABS, dinilai cukup mencekam bagi jurnalis dan aktivis yang berupaya mengungkap bisnis ilegal ini. Beberapa wartawan dan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berusaha melakukan peliputan mengaku mengalami intimidasi hingga kekerasan fisik.
Seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa ada beberapa kasus wartawan yang menjadi korban tindak kekerasan di daerah tersebut.
“Benar, sudah ada beberapa kasus wartawan yang menjadi korban kekerasan dan intimidasi di sana,” ujar sumber kepada Tim Journal, Selasa (04/03/25).
Kasus kekerasan terhadap jurnalis bukanlah hal baru di wilayah ini. Pada tahun 2024 lalu, dua wartawan mengalami serangan saat mencoba meliput aktivitas pertambangan dan transaksi pasir timah ilegal di Desa Lubuk Pabrik. Mereka diserang oleh sekelompok orang yang diduga merupakan bagian dari jaringan yang melindungi bisnis ilegal ABS.
Tak hanya wartawan, aktivis dari LSM pun turut menjadi sasaran kekerasan. Salah satu aktivis bahkan mengalami luka serius akibat serangan brutal dari kelompok yang sama.
“Tahun kemarin, ada kejadian tindak kekerasan terhadap sejumlah wartawan dan LSM yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan warga Lubuk Pabrik,” tambah sumber tersebut.
Jaringan ABS & Dugaan Keterlibatan APH
Hasil pengembangan informasi Tim Journal mengungkap, bahwa ABS berperan sebagai pemodal dalam aktivitas pertambangan ilegal di wilayah Sarang Ikan, Lubuk Besar. Ia disebut-sebut memberikan modal kepada seorang penambang ilegal bernama Auzan, warga kampung B1 Lubuk Pabrik, yang mengoperasikan satu unit alat berat merek LiuGong warna kuning.
Selain itu, ABS juga memiliki anak buah berinisial BJG yang bertugas membeli pasir timah dari para penambang ilegal.
“Auzan orang B1, buka tambang dimodali oleh ABS. Yang masukin PC (alat berat) Abas, sekalian koordinasi ke APH setempat. ABS juga memiliki anak buah pembeli pasir timah berinisial BJG, pun ABS yang memberikan modal,” ungkap sumber melalui pesan WhatsApp, Sabtu (08/03/25).
Sementara itu, yang menjadi tanda tanya besar adalah sikap aparat kepolisian yang terkesan tidak bertindak tegas terhadap aktivitas ini. Meski ABS kerap diberitakan media online dan dikritik oleh beberapa aktivis di Babel, namun hingga kini, APH tetap tidak menunjukkan respons yang jelas.
Bahkan, Kapolsek Lubuk Besar menolak memberikan klarifikasi terkait kasus ini. Tim Journal yang berupaya menghubungi Kapolsek tidak mendapatkan jawaban. Lebih mencurigakan lagi, nomor kontak Tim Journal justru diblokir oleh ABS, yang semakin memperkuat dugaan adanya jaringan kuat di balik bisnis ilegal ini.
Publik Menuntut Transparansi & Tindakan Tegas
Publik, aktivis dan jurnalis, mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap jaringan mafia timah ilegal ini. Jika benar ada keterlibatan oknum APH dalam melindungi ABS dan bisnisnya, maka hal ini harus diusut secara transparan agar tidak semakin merusak kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
Kasus ini menjadi ujian bagi kepolisian dan pemerintah daerah dalam menunjukkan komitmen mereka terhadap pemberantasan aktivitas tambang ilegal serta perlindungan bagi jurnalis dan aktivis yang berusaha mengungkap kebenaran.
Tim Journal akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan berupaya mendapatkan klarifikasi resmi dari pihak-pihak terkait.
(Tim Journal)